Mr. Cat and His Curve (Book Review)

Judul buku: Mr. Cat and His Curve
Penulis: Eka Budi
Penerbit: Novelindo Publishing
Cetakan: II. Juni 2018
Tebal: 143 hlm
ISBN: 978-602-5890-05-5

Minami Muruka adalah reinkarnasi dari Kaguya Arashi, putri dari dewa bulan yang sombong. Di masa lalu ia pernah dinikahkan secara paksa oleh ayahnya dengan seorang kaisar generasi Kasetsu.
Di masa depan, ia bertemu lagi dengan suami sekaligus musuh abadinya, Yamashita Kasetsu, dalam wujud seekor kucing.


Well, ini adalah novel cross genre, romance fantasy yang tergolong ringan dengan alur yang cukup baik. Mengisahkan tentang dua orang yang terjebak dalam kisah masa lalu dan terjadi berulang-ulang bahkan ketika mereka sudah bereinkarnasi ratusan kali.

Adalah Minami Muruka siswi sekolah menengah atas di Tokyo yang kerap kali mendapatkan bully-an dan tindak kekerasan dari teman satu kelasnya, Kotomi. Tindak kekerasan itu ada kaitannya dengan seorang pemuda tampan bernama Yoshio. Selain itu, kemunculan Yamashita, Si Pangeran dari zaman Heian, yang berwujud kucing menambah konflik dalam cerita. Ini bukan sekadar kisah cinta segitiga yang berbumbu fantasy. Namun lebih rumit karena melibatkan Dewa Kematian, Nekomata, Raja Langit, dan dendam masa lalu. 

Ini adalah karya penulis yang pertama kali saya baca. Awalnya saya tidak ada ekspektasi saat pertama membaca judul buku ini. Dugaan awal, mungkin ini kisah cowok yang dikutuk karena sesuatu dari masa lalu, dan jatuh cinta pada gadis di masa modern. Namun ketika mulai membaca, saya mulai larut dalam kisahnya. Saya sempet geregetan, apa yang membuat mereka demikian bencinya, padahal jelas-jelas di masa lalu mereka adalah sepasang suami istri. Namun perlahan-lahan misteri terkuak. Sebab akibat kenapa ada dendam yang terselip di antara pernikahan Yamashita Kasetsu dan Kaguya Arashi di masa lalu. Sebenarnya buku ini kebanyakan tegangnya dari pada kisah romancenya. Bahkan menurut pandangan saya pribadi romancenya kurang nendang. Tapi, itu selera sih. 

Usai membacanya, saya jadi berekspektasi kalau buku ini berpotensi menjadi kisah yang menarik dan bagus jika dieksplor lebih dalam lagi. Saat keempat tokoh utama menemukan kembali memorinya, ada kesan terburu-buru yang saya rasakan. Endingnya, cukup manis dan tidak terkesan berlebihan.

Typo... oh typo...
Kenapa dirimu selalu bertebaran di mana-mana. But, over all, buku ini cukup enak untuk dinikmati.

3/5 ★★★☆☆

Comments

Popular posts from this blog

Psychopath Diary (Book Review)

Ne, Sajangnim! (Book Review)

Jurnal Risa - Teror Liburan Sekolah (Book Review)